Pada tahun anggaran 2025, Pemerintah Kampung Hanghouw mengalokasikan 20 persen Dana Desa, atau sekitar Rp117 juta dari total Rp936 juta, untuk pengembangan sektor ketahanan pangan. Dana tersebut dikelola langsung oleh BUMDes Hanghouw dengan membuka unit usaha kebun sayur yang menampung hasil panen masyarakat.
Langkah ini diambil karena sebagian besar warga Kampung Hanghouw bermata pencaharian sebagai petani lokal atau dalam bahasa Papua dikenal dengan “berkebun”. Sebelumnya, hasil sayur-mayur seperti bayam, kangkung, kacang panjang, buncis, jagung, dan labu sering tidak laku di pasar akibat kendala cuaca dan distribusi. Sayur yang dipanen dengan susah payah kerap rusak sebelum habis terjual.
Menjawab persoalan ini, BUMDes Hanghouw hadir sebagai solusi pemasaran hasil kebun masyarakat. Unit usaha ini membantu petani memasarkan hasil panen ke Pasar Tradisional di Manokwari, sehingga sayur-sayuran tetap segar dan bernilai jual tinggi.
“Melalui BUMDes, kami ingin membantu petani lokal agar hasil kebunnya tidak terbuang percuma. Dana Desa digunakan untuk membuka lahan, membayar tenaga kerja, membeli bibit, serta mengatur proses distribusi hasil panen,” ujar Edi Nuham, Ketua BUMDes Kampung Hanghouw.
Dalam prosesnya, kegiatan ini difasilitasi oleh Tim Pendamping Profesional (TPP). TPP berperan penting dalam mendampingi BUMDes, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemasaran hasil kebun masyarakat.
Hanya dalam waktu 35 hari setelah penanaman, sayuran siap dipanen dan disalurkan ke pasar. Keuntungan yang diperoleh BUMDes diputar kembali untuk membeli benih baru serta membayar upah kerja petani, menciptakan siklus ekonomi yang produktif di tingkat kampung.
Program ketahanan pangan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga menumbuhkan semangat kemandirian dan gotong royong. Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya menjaga produksi pangan lokal yang sehat, bergizi, dan berkelanjutan.
“Dengan adanya program ini, anak muda di kampung tidak lagi tergiur pergi ke kota. Mereka bisa ikut bekerja di kebun dan memperoleh penghasilan,” tambah Edi.
Meski Pendapatan Asli Desa (PADes) yang dihasilkan belum maksimal karena keuntungan masih digunakan untuk operasional dan pembelian bibit, program ini telah memberikan harapan baru bagi masyarakat petani di Hanghouw.
Ke depan, BUMDes berencana memperluas usaha dengan meningkatkan produksi pangan lokal dan memberikan pendampingan bagi petani agar hasil panen lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Inisiatif ini menjadi bukti bahwa pemanfaatan Dana Desa yang tepat sasaran mampu memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Narasumber: Edi Nuham (Ketua BUMDes Kampung Hanghouw)

.jpeg)
.jpeg)
